• KESIMPULAN PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH TENTANG PEMBACAAN BASMALLAH DALAM SHALAT

    1. Hadits pertama yang diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, menceritakan bahwa Anas tidak mendengar bacaan basmalah dari Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tetapi bukan berarti bahwa mereka tidak membaca basmalah sama sekali, sebab kemungkinan mereka membacanya secara sirri, tidak jahr (keras). Sebab dalam riwayat lainnya, yang diriwayatkan oleh Ahmad, anNasa'i, dan Ibnu Khuzaimah, juga dari Anas, menyatakan: لا يجهرون بسم الله الرحمن الرحيم َ. Ini menunjukkan bahwa mafhumnya adalah mereka membacanya secara sirri. Hadits yang ditakhrijkan oleh Muslim tersebut menurut para ulama adalah hadits yang berderajat shahih.
    2. Hadits kedua, yang diriwayatkan oleh anNasa'I dari Nu'aim alMujammir, menyatakan bahwa ketika ia shalat di belakang Abu Hurairah (makmum), beliau membaca بسم الله الرحمن الرحيم َ. Kemudian setelah selesai shalat beliau berkata: Saya adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Nabi saw. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Nabi saw membaca basmalah dengan jahr ketika mengerjakan shalat. Perlu diketahui bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang dekat sekali kepada Nabi saw, dan tidak diragukan kejujuran, kepercayaan, ingatan serta kecerdasannya. Maka tidaklah mungkin beliau berdusta. AshShan ani menyatakan bahwa hadits tersebut adalah hadits yang paling shahih dalam masalah basmalah (ashShan ani, 1961, I: 173).
    3. Hadits ketiga, yang diriwayatkan oleh anNasa'I dari Anas, menyatakan bahwa Anas tidak mendengar Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman mengeraskan suaranya dalam membaca بسم الله الرحمن الرحيم َ.Dari hadits tersebut dapat diambil pengertian (mafhum), bahwa Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman membaca basmalah dengan sirri. Menurut para ahli hadits, hadits tersebut termasuk hadits shahih (ashShan ani, 1961, I: 173).
    4. Hadits keempat, yang ditakhrijkan oleh adDaruquthni dari Abu Hurairah, menyatakan bahwa Nabi saw pernah memerintahkan kepada para sahabat untuk membaca basmalah apabila membaca alFatihah, sebab basmalah adalah salah satu ayat dari surat alFatihah, dan menurut ad Daruquthni hadits tersebut adalah shahih.
    5. Hadits kelima, yang ditakhrijkan oleh alBukhari dari Anas, menyatakan bahwa Rasulullah saw membaca basmalah apabila membaca surat alFatihah. Menurut adDaruquthni, sanad hadits tersebut adalah shahih. Menurut para ahli hadits, kelima hadits tersebut adalah shahih dan tidak dapat diketahui mana di antara haditshadits tersebut yang datang lebih dahulu, sehingga tidak dapat ditetapkan mana yang nasikh (yang menghapus) dan mana yang mansukh (yang dihapus). Justru haditshadits tersebut dapat dikompromikan dan dapat diamalkan semuanya. Oleh karena itu kami berpendapat bahwa Rasulullah saw kadangkadang membaca basmalah secara jahr dan kadangkadang membacanya secara sirri. Kami tegaskan kembali bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari ayatayat surat alFatihah, boleh dibaca secara jahr dan boleh pula dibaca secara sirri dalam shalat jahr, yaitu shalat yang diharuskan membaca surat alFatihah secara jahr.
  • You might also like

Diberdayakan oleh Blogger.